Skip to main content

Ayolah mulai menulis lagi

Beberapa waktu yang lalu, kawan seperjuangan yang sama-sama mengajar dalam satu sekolah, tiba-tiba mengajak saya untuk menulis. Kawan saya menunjukkan beberapa tulisannya ke saya untuk dikoreksi. Berbicara mengenai kawan yang satu ini, dia adalah kawan terbaik saya selama mengajar di sini, saya menganggap demikian, karena memang demikianlah dia. 

Ada banyak rekaman memori bersamanya, berdua bersama ketika ikut tour rombongan sekolah, ataupun ngobrol di suatu waktu, di tengah kesibukan. Walau sebenarnya ya nggak terlalu sibuk. Hehehe. Dialah yang menguatkan di saat terpuruk. Rekaman memori itu masih terekam jelas, terutama saat iseng mencari buku di toko-toko/kios buku bekas karena memang kebetulan hobi kita sama-sama membaca, walau kadang buku yang dibaca nggak tuntas. Dia pernah mengatakan bahwa saya sudah dianggapnya sebagai keluarga karena kita sama-sama datang dari kampung/perantauan. Waktu mencari buku kita jalan kaki sampai puas jalan kaki, ya mungkin hobinya juga jalan kaki. Jalan kaki juga termasuk kegiatan favorit saya. Di saat kendaraan beragam memenuhi Ibu kota. Setelah mengunjungi kios buku bekas di pasar Senen, kios buku bekas dekat UI Depok, beranjaklah untuk pulang. Kami singgah terlebih dahulu di kawasan kota tua Jakarta. Nah, saat ada peramal, dia tiba-tiba mengusulkan untuk mendatangi orang yang pintar membaca garis tangan. Yah, hanya sebatas iseng. Katanya sih, tangan saya panas dan ketika dipegang mengeluarkan asap. Panas. Beberapa hal menurut orang itu, tidak saya ceritakan karena memang ramalan tidak seharusnya dipercaya. 

Nah, kembali lagi ke saat dia mengajak saya kembali menulis setelah sekian lama tidak menulis. Bahkan seolah-olah terkubur sangat dalam, padahal cita-cita awal saya adalah menjadi penulis. Pernah ikut seminar ataupun kegiatan pelatihan-pelatihan/workshop menulis, tapi belum tergerak untuk menulis. Sepertinya inilah waktunya untuk kembali menulis, seperti yang sebelumnya tertulis dalam blog ini. Menulislah karena tulisan akan merekam jejak perjalanan seseorang dan mungkin, berharap, dapat memotivasi banyak orang, apalagi jika tulisan itu sudah dibukukan dan dicetak dan disebarluaskan. 

Dahulu, saya memang mempunyai mimpi menjadi penulis karena terinspirasi pada sosok besar penulis, berawal dari membaca novel sejarah "Gajahmada" karya Langit Kresna Hariadi dan novel tetralogi "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata. Saya begitu terpukau dengan riset yang dilakukan oleh pak Langit untuk bisa menghasilkan buku tebal berupa novel sejarah. Novel sejarahnya itu, menurut saya mampu membawa masa lampau seolah-olah ada di depan mata sendiri. Untuk novel Laskar Pelangi, adalah buku ke-2 yang membuat saya tertarik untuk menjadi penulis. Novel yang menceritakan riwayat perjalanan Ikal (Andrea Hirata sendiri) di desa terpencil dengan bahasa fiksi yang tidak membosankan dan nyatanya didalamnya memuat motivasi untuk pembacanya, termasuk saya sendiri. 

Pada malam bulan ramadhan ini, saya kembali memberanikan diri untuk kembali menulis. Sedikit demi sedikit akan coba berkarya lagi. Dukungan pembaca maupun sahabat memang sangat dibutuhkan. Seperti kawan saya yang tiba-tiba membangunkan saya untuk kembali menulis. Bismillah, malam ini saya akan mencoba untuk mambangun kembali blog ini yang sudah lama tertidur. Blog yang telah ada sejak saya masih kuliah dan kini sudah menjadi pengajar. 






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dahsyatnya Shalat Malam dan Puasa Sunah Daud

Beberapa kali saya mencari kata kunci lewat mesin telusur web, di halaman pencarian "Shalat Tahajud dan Puasa Sunah Daud" saya menemukan pencerahan dan mendapatkan banyak pelajaran karena banyaknya blog dan situs yang membahas amalan ini. Ibadah tersebut adalah dua ibadah yang sering dilakukan oleh Nabi Daud. Beliau bangun di sepertiga malam terakhir dan melaksanakan Shalat kemudian berpuasa sehari berbuka sehari.  Hadis-hadis:  Kaifiat Qiyamullail (Shalat Lail) Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:  مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي “Rasulullah shallall

Fenomena Sex Bebas (The Phenomenom of Outstanding Free Sex in this world)-bukan opini biasa

Berangkat dari judul "The Phenomenom of Outstanding Free Sex in this world" , sebelumnya penulis yakin bahwa kita hidup di dunia ini tidak pernah terpisah dari yang namanya nafsu, salah satunya nafsu yaitu nafsu seksual. Ketika seseorang ingin nafsu syahwatnya tersalurkan ia akan mencari sesuatu yang bisa memuaskannya, kadang ia tak peduli siapapun orangnya(pasangannya) yang penting ia merasa puas. Dari kata "saya menikmati ketika syahwat tersalurkan", dari sini munculah kata Sex bebas. Menurut pandangan saya, seks bebas itu ada karena ada sarananya selain nafsu yang memang telah dimilikinya sebagai fitrah yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan. Dan memang seks itu ada supaya manusia dan semua makhluk hidup dapat berkembangbiak. Kata seks mulai populer di kalangan remaja terutama ketika perkembangan seksualnya melonjak yaitu di masa pubertas, usia yang penuh tanda tanya bahkan hingga sampai beranjak dewasa. Masa ini istilah kerennya disebut masa pencarian jati

KISAH KAUM HOMOSEKSUAL (KAUM LUTH) DAN MEREBAKNYA KAUM TERSEBUT DI MASA KINI

Nabi Luth, as. adalah nabi yang diutus Allah untuk kaum Sodom. Suatu kaum yang yang bertingkahlaku abnormal yang menuruti nafsunya yang menyukai sesama jenis, berperangai lebih rendah daripada binatang. Tidak ada perbuatan maksiat seperti itu sebelumnya, sebelum kaum mereka melakukannya. Hal ini dijelaskan dalam Alqur'an, firman Allah Swt. Mereka adalah kaum yang mempopulerkan kehidupan sesat.  Berikut dalil-dalil mengenai mereka yang dijelaskan secara gamblang dalam firman Allah Swt. “Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.” (QS. Al Qamar, 54: 33-36) “