PAGI HARI NAN SEJUK, kubuka mata ini menatap takjub nan megah sang mega, tampak sinar surya tersenyum memberikan semangat pada siapapun, tak peduli tua-muda, wanita dan perempuan, koruptor maupun pemulung untuk menjalankan aktifitasnya masing-masing. Tampak beberapa orang yang masih pagi sekali sudah bangun mempersiapkan segalanya untuk menyambung hidup. pagi itu ku hanya melamun memandangi langit sambil pikiran setengah melayang membayang nun jauh disana luka nan pedih yang telah memberikanku kekuatan baru menapak sang mega dan memberiku pelajaran hidup yang tak kan pernah kulupakan.
Ku mulai melangkahkan kakiku tuk sedikit buat rumah layak dipandang, saat itu kududuk di bangku kelas 3 SD. Hanya kebingungan yang selalu menghantuiku saat itu, boleh dibilang Nampak bodoh. Ke-Dua kakakku telah bangun dari tadi sebelum aku bangun. Dari tadi kak feri, kakak perempuanku telah menjadi ibu baru menyediakan segala sarapan pagi yang kubutuhkan. Meski sejak peristiwa itu semua orang menjadi lebih peduli, ibu guru ku di sekolah SD Negeri Gambang tercinta selalu menyemangatiku. Bagiku semua orang mempunyai nyawa, bernapas dan kuingat guru yang selalu memberikanku semangat terbesar pada waktu itu adalah ibu Sut, beliaulah menurutku ibu yang membuat napasku lega bagiku beliau orang hebat yang selalu membimbingku dan memberiku nyawa disenyum kecutku pada waktu itu. Dan yang paling membekas di batinku adalah kekuatan jiwanya yang sabar, yang mengerti keadaanku. Waktu itu ku duduk di pangkuannya di suatu acara pertunjukan spektakuler lumba-lumba di kota kecil Kebumen. Terasa kepeduliannya mengalir menentramkan perasaanku.
Udahlah semua yang terjadi biarlah terjadi dan tak usah disesali, kita hanya menjalani hidup sesuai dengan alur kehidupan. Rezki, hidup, mati hanya yang kuasa yang menentukan”. Begitulah jawabanku ketika orang lain menanyaiku. Orang lain terheran-heran mendapati aku bisa berkata demikian ketika ku berumur 9 tahun. Mungkin bagi mereka aku menjadi contoh nyata tentang kehidupan. Tapi apakah hanya berpikir sebatas itu? “ begitu banyak orang yang lemah banyak menghadapi cobaan lebih dari ini. Ketika melihat tayangan televisi banyak orang yang kehilangan kedua orang tuanya. Mengais rezki seperti tanpa harapan. Hidup sebatang kara, tak tau arah kemana mereka harus melangkah?.. Di sekitar kita banyak sekali contoh sederhana, mengapa banyak orang berfoya-foya menghambur-hamburkan uang, apa menurut mereka hidup hanya untuk mereka sendiri? Bayangkan anak-anak kecil terbuang, terlantar sendirian tanpa orang tua?.. Pikirkanlah, kenapa banyak orang ingin gajinya paling besar padahal orang kecil tak meminta bayaran lebih hanya bisa berpikir bagaimana untuk hidup dan mencukupinya.
Kekuatan cinta akan membawa hidup lebih bermakna dan rasa sakit akan memberi kita kekuatan baru untuk lebih tegar dan kuat dalam menghadapi segala hal, dan atas peristiwa itu semua orang menjadi lebih mengerti tentang kehidupan. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi sekarang, esok dan seterusnya. Saat itu di pagi hari yang mengharukan, tepat pada tahun 2009. Semua orang di dalam rumah menangis terisak-isak menyaksikan kehilangan seseorang yang telah menaruhkan nyawa hidupnya untukku. Dan seseorang itu adalah ibu terindah, terbaik yang paling berjasa dalam hidupku. Yah mamaku, sudah beberapa tahun sebelumnya beliau mengidap penyakit yang ganas. Tumor, ketika aku mengira kesembuhan sebentar lagi hadir, setelah disunatnya kakak laki-lakiku. Setelah beliau menghiburku dengan nyanyian anak kecil. Ku teringat lagu terakhir yang dinyanyikannya, mengajarkanku sampai sekarang itulah kenangan terahir yang paling indah sebelum beliau pergi untuk selama-lamanya. “ Bunga didalam tamanku.. Merah, kuning, putih, ungu… tesenyum manis seraya menghiburku. Setelah itu beberapa hari setelahnya. Di sore hari pada waktu aku dan kakaku mencari makan kambing setelahnya. Memang itulah hebatnya orang tuaku, PNS berapa sih gajinya?, guru SD, demi menyambung hidup orang tuaku pun bekerja gigih memelihara kambing, ikan, ternak. Kami mendapatkan buah nangka yang sudah masak, ku menikmati bersama.. begitu nikmatnya. Namun tiba-tiba nenek memanggilku. Kesini masuk kamar ibumu, penting! Ku hanya berpikir ibuku akan sembuh tapi yang kudengar adalah penyampaian terakhirnya.. Minta maaflah pada ibumu dan berdoalah? Begitu ayahku bilang. Mamaku berkata, “ kamu baik-baik saja ya? Kamu jangan nakal… Tapi mengapa waktu itu aku tidak merasa akan kehilangan beliau? Dan mengapa saat aku menginjak kelas 5 SD baru merasakan kehilangan.. Yah, saat itulah ku bisa melihat mamaku tersenyum..
Semenjak peristiwa itu segalanya berubah, ku yang dulu terlihat ceria berubah menjadi pendiam, aku tak peduli cemooh orang. Namun aku tak ingin menjadi orang nakal..
Perlahan ku tumbuh dan menyadari pentingnya hidup ini, untuk apa tujuannya dan mengapa ada di dunia ini. Rasa sakit akan membuat kita lebih kokoh, jangan menjadikan rasa sakit itu sebagai batu sandungan kehidupan dan menjadikan kita lemah.. bersama teman kecilku kumelangkah menapaki hidup. Ku berusaha menjadi orang yang baik dimata siapapun, ku tak ingin menyakiti siapapun.
Grenggeng, 23 Pebruari 2012
Comments
Post a Comment